Rabu, 30 Desember 2015

Kopdar #12 dan Peringatan Silent Hour



28 Maret 2015, Sabtu malam seperti biasa, setiap orang memiliki agenda spesial. Pun dengan JurnalKhatulistiwa (Jurkhat), kami tak mau ketinggalan. Sejatinya, tangga lini diprediksi bakal jaditanggal bersejarah karena sebelumnya kami ramai membicarakannya di grup messenger maya kami. Namun, seperti biasa realita berbanding terbalik dengan impian atau prediksi awal.

Hariitu, meeting point di Monas diperkirakan berlangsung sejak sore, ba’daashar.Tapi ternyata kesibukan tiap awak Jurkhat memang tak bisa dibendung. Sempat merayakan momen menyambut haribumi bersama Earth Day Community (60+), kami pun menikmati silent hour selama kurang lebih satu jam. Sejak pukul 9 hingga 10 malam, Betapa damainya Monas kala itu.

Waktu menunjukkan pukul 10 malam, tapi saya yang hari itu sudah bertekad hadir di kopdar #12 Jurkhat, belum juga bisa bergabung dengan kawan-kawan yang lain. Cukup gelisah juga sih, karena jauh-jauh hari saya sudah menunggu momen ini. Gara-gara undangan dinner dadakan dengan bos besar, saya terpaksa menunda. Untungnya, teman-temanb erbaik hati menunggu dan bergeser tempa tmenuju Taman Surapati. Alhamdulillah

Lega banget rasanya bisa bersua dengan teman-teman Jurkhat yang selalu bersemangat. Malamitu, ada Firman (Capung), Erlangga (Botak), Ucok, Rio, Rafly, Rahmat, Ucup, juga Tyas dan Dani yang datang bermotor ria dari Bogor. Dan juga saya pastinya.Sambil menikmati santapan nasigoreng, dan riuh pengamen serta seniman jalanan yang rata-rata kreatif, kami pun terlibat obrolan hangat seputar kabar dan hasil diskusi kecil di Monas.

Waktu menunjukkan pukul 12 malam menjelang dini hari.Mata kami kian menyala karena letupan semangat meski kenyataannya tubuh meminta istirahat. Sebagai ice breaking, saya pun melempar keisengan, “Pengen tahu nih, masing-masing datang kesini pasti juga punya harapan tentang Jurkhat. Kalo diibaratkan buah, harapan itu seperti buah apa coba ?”

Spontan, semuanya tiba-tiba berpikir dan menyampaikan gagasan. Ada yang lucu, tengil, tak masuk akal, tapi semuanya punya makna dalam.SepertiRafly yang menyebut manggis, buah yang manfaatnya banyak dan takpernah berbohong, sebab embang di kulit luarbisa menunjukkan jumlah isi di dalamnya.Ada pula yang menyebut jeruk, karena buah ini jarang absen alias tak musiman, selalu siap menemanikapan saja. Masihadalagi, pisang.“Pisang tuh diapain aja jadi. Mau digoreng, direbus, langsung makan, ayoaja…” Apalagiya?Kelapa. Membangun dasar atau akarnya memang perlu waktu tapi begitu tinggi, susah digoyahkan.Masih adalagi ? Ada rambutan, diluar warna warni, begitu dimakan rasanya manis, dan kalau bijinya dibuang, bisa tumbuh dimana saja. Ada juga yang berpikir sop buah, karena bisa menampung semua aspirasi. Haha..baiklah. Yang paling nyentrik adalah jawaban Firman, Buah dada. Suasana langsung pecah. Alasannya, meski letaknya tersembunyi, ia merupakan sumber kehidupan. Hahaha, bisa aja. Kira-kira seperti itulah harapan mereka tentangJurkhat. Wow, semuanya keren dan menggugah.

Setelah ice breaking, sesi ngobrol to the point dimulai. Basa-basinya banya amat ? Bukan basa basi sebenarnya. Dalam dunia appreciative learning, proses ice breaking tadi disebut discover (menemukan dan menghargai apa yang ada) dandream (menggali dan memimpikan apa yang mungkin).

Bahasan to the point kali ini masuk pada design (menyepakati apa yang harus dikerjakan). Disepakati bahwa Jurkhat menghapus istilah divisi dengan memfokuskan pada dua ranah yang selama ini sudah berjalan, yaitu explore destinasi wisata dan pembuatan merchandise. Siapa pun boleh bergabung untuk membantu pelaksanaan dua ranah aktivitas tersebut. Jika volunteer yang siap mengeksekusi setiap kegiatan sudah makin bertambah, maka istilah divisi akan dimunculkan kemudian. Sedikit evaluasi, explore destinasi wisata sudah dilakukan beberapa kali, seperti di Pulau Rambut dan Halimun yang sempat menjadi tempat pelaksanaan kopdarJurkhat. Juga hasil penelusuran beberapa awak Jurkhat bekerjasama dengankomunitas lain. Seperti yang dilakukan bersama Explore Indonesia saat menyambangi pantai-pantai tersembunyi di sekitar wilayah GunungKidul, Jogjakarta, beberapa waktu lalu.Kedepan, hasil penelusuran destinasi wisata tersebut akan sangat berguna sebagai bahan belajar bagi Jurkhat untuk menyelenggarakan open trip, yang kedepan tentu juga bisa menjadi tambahan dan bagi operasional Jurkhat sebagai komunitas yang mandiri dan memberdayakan.

Selain dua fokus ranah aktivitas tersebut, juga ada ide dan kesepakatan untuk membuat program Jurkhat hingga 9 bulan kedepan, sampai Desember 2015. Salah satu yang masuk daftar program adalah ide membuat penyulingan air laut di pulau yang belum memiliki ketersediaan air bersih, misalkan seperti di Pulau Rambut. Terpikir untuk menjadikan Pulau Rambut sebagai homebase Jurkhat dalam sumbangsih upaya konservasi. Mengingat sebelumnya, Jurkhat telah menjalin relasi dan mengadakan beberapa kegiatan seperti bersih sampah, penanaman mangrove, dan pemasangan papan informasi mengenai anjuran menjaga lingkungan pulau dan sekitarnya.

Untuk program lain yang sudah pasti akan rutin dilakukan tentu saja adalah kopdar, setidaknya sebulansekali. Namun, kami sepakat di tiap kopdar akan ada sesuatu yang berbeda yang kemudian benar-benar memberikan ruang bagi Jurkhat untuk disebut sebagai terminal belajar bagi siapa saja yang ingin berbagi. Di tiap kopdar juga, kami sepakat untuk membuat reportase sederhana seperti halnya catatan ini. Dan bisa ditulis oleh siapa saja yang bisa jadi ditugaskan untuk menjadi reporter dadakan saat kopdar berlangsung.

Tak mau berlama lama, kami pun membicarakan kopdar #13 beserta muatan materi apa yang bisa dibagi. Muncullah kesepakatan untuk membagi materi yang sempat tertunda saat di PulauRambut, yaitu jurnalistik travelling, olehFirman. Dan ditambah fotografi travelling yang nanti bisa mengusung pemateri lain. Untu ktempat, dibicarakan kemudian.Maksud sharing materi itu tentu saja diharapkan akan memberi rangsangan positif bagi awak urkhat untuk menghidupkan rumah maya Jurkhat di www.jurnalkhatulistiwa.blogspot.com. Karena tentu sebagai sebuah komunitas yang mengusung jargon ‘Jurnal’, Jurkhat wajib memiliki jejak rekam cerita maupun peristiwa sebagai bukti eksistensinya. Apalagi awakJurkhat yang sudah tergabung dan mengikuti aktivitasnya dibekali Id card dengan tajuk PERS. Hm, saya rasa alasan yang cukup rasional, kan?

Di tahap akhir dari appreciative learning, kita akan melewati proses destiny ataudeliver (melahirkaninovasibaru). Nah, sebagai upaya perampingan komunikasi sehingga tidak menimbulkan banyak persepsi, kami sepakat menghapus grup Camp-Red yang sebelumnya menjadi ajangtukar informasi umum diluar program Jurkhat. Kenapa ?Sebab Jurkhat juga memiliki grupuntuk bertukar informasi inti yang disebut JurnalKhatulistiwa dimana member di masing-masing grup ada yang merangkap, danada pula yang tidak.Karenaitu, untuk memaksimalkan fungsi grup, sepakat digunakan hanya satu grup umum untuk berbagi informasi, yaitu JurnalKhatulistiwa saja. Dan bagi yang hadirpadakopdar #12 ini, kami juga sepakat untuk pasang body sebagai motor Jurkhat, dan membentuk grup untuk berkomunikasi secara intens, yang disebutMoKhat. Kami bukanlahpengurusatauapapun, hanya orang-orang yang siap membagi waktu untuk bergerak apapun yang kami bisa.Tentu dengan dukungan seluruhawakJurkhat.

Akhirnya, sekitarhampir 01.30, kami menutupkopdar #12 kali inidenganhamdalah.Dan sekelumitice breaking yang kali inidiinisiasi Rio. Kami membuatmind map berjalan, yang masing-masingmemunculkansatu kata tentangbayangankitakedepantentangJurkhat. Terkumpullah 16 cabang kata dan 12 anakcabang kata.Jurkhatitu…
Harapan, baksos, terminal belajar, komunitas (anggota), jurnalistik (tulisan), travelling (hobi), sport (kesehatan, climbing, caving), rumah, sekolah, materi (pembelajaran, fotografi), guide, wadah (apresiasi, jatidiri, kebersamaan, tawacanda), sharing experience, media interaktif, mimpi, explore.

Terima kasih Tuhan, terima kasih appreciative learning method. Hari ini kami telah banyak terinspirasi dan melahirkan inovasi baru yang mencerahkan bagi perkembangan komunitas kami tercinta.Tentu bukan semacam kesenangan semu, tapi kesenangan yang memberi manfaat bagi banyak orang, Semoga. KEEP CALM AND IN JURKHAT WE TRUST. Peace^^
 

Posted By : Prita HW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar