Rabu, 13 Januari 2016

MENELUSURI GOA GUDAWANG


*MENIKMATI PESONA ALIRAN AIR BAWAH TANAH


Mungkin belum banyak traveller mengetahui obyek wisata alam yang satu ini. Adalah Goa Gudawang yang berlokasi di Desa Argapura Cigudeg, Kabupaten Bogor.  Selain akan membawa para traveler menyusuri keindahannya, Goa Gudawang juga menyajikan pesona aliran air di bawah tanah. Entah kenapa diberikan nama Goa Gudawang tapi yang pasti dilokasi ini terdapat 3 goa lainnya yakni Goa Simenteng, Goa Sipahang dan Goa Simasigit. Goa Gudawang hanya mejadi nama sebuah tempat sebagai pemersatu ketiga goa yang ada di lokasi tersebut. Ahh.. dari pada ribet marilah kita simak penelusurannya.

Sebuah libur akhir pekan membawa kami untuk berkunjung kesebuah lokasi wisata di wilayah Bogor. Keberadaan Goa Gudawang dengan pesona aliran air bawah tanahnya begitu menarik minat untuk menelusurinya. Dengan menaiki sepeda motor dari Citeureup sampailah diri ini ke Goa Gudawang. Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam berikut kemacetannya.

Mendekati lokasi goa, kita akan melewati hamparan perkebunan sawit yang menghijau dengan jalurnya yang mulus beraspal. Perjalanan terasa semakin menyenangkan dengan pemadangan yang cukup memanjakan mata. Sebuah plang penunjuk arah ke lokasi goa terpampang jelas ditepian jalan megarahkan para wisatawan untuk mengikutinya.


Pemandangan nan hijau begitu menyejukkan mata

Suasana cukup ramai saat tiba dipintu gerbang Goa Gudawang. Seperti yang diceritakan diawal, dilokasi ini terdapat 3 goa lainnya . Goa Simenteng adalah goa yang paling dekat dari pintu masuk kawasan Goa Gudawang ini. Dari mulut Goa sudah terdengar suara gemericik air yang seolah mengundang kita untuk masuk, bersyukur sudah terdapat anak tangga untuk memasuki Goa Simenteng yang cukup curam ke bawah dan sudah dilengkapi pula dengan instalasi listrik. Meski begitu tetaplah membuat adrenalin sedikit meningkat ketika kaki-kaki ini mulai memasuki mulut goanya.


Suasana di depan Gerbang Goa Gudawang
 
Setelah menuruni tangga dengan kecuraman sekitar 70 derajat, mata kita akan dimanjakan dengan indahnya stalaktit yg menggantung dilangit-langit goa. Hal itu tentunya membuat hati semakin penasaran untuk terus menyusuri goa berliku sepanjang lebih kurang 250 meter ini.
Stalaktit dan Stalagmit menyambut para pengunjung
 
Lorong panjang dan berliku mengarah ke dasar goa
Mendekati dasar goa suara gemericik air semakin menguat. Dasar goanya berpasir dialiri air sungai yang bersumber dari Bukit Rengganis. Banyak bebatuan yang menyembul bisa menjadi pijakan untuk melangkah, meski begitu siap-siap berbasah ria yaa adventurer, karena kedalaman air bisa mencapai paha orang dewasa tapi hal itu justeru menjadi daya tariknya.

Warna warni bebatuan yang alami, stalaktit dan stalakmit yang cantik menghiasi sepanjang Goa, aliran air yang tenang  dan terkadang deras juga cukup memacu adrenalin.  Di dalam Goa ini juga terdapat kolam bertingkat-tingkat yang terbentuk akibat pengendapan kulsit di stalakmit yang disebut juga gourdam. Sayangnya masih saja ada tangan-tangan jahil yang membuat coretan-coretan di dinding goa merusak keindahan dan kelestariannya.
Berjalan diatas aliran air bawah Tanah


Makin ke dalam tingginya aliran air mencapai paha orang dewasa


Harus membawa penerangan yang cukup apabila ingin melihat keindahannya
Meski memiliki sejumlah lorong-lorong panjang namun kesemuanya itu tidak menyatukan pertemuan diantaranya..cieeehhhh… alias mentok .. Sebenarnya dari goa ini bisa tembus ke Goa Sipahang yang berjarak lebih kurang 500 meter namun karena jalurnya terlalu sempit ungtuk ukuran anak-anak jadi penelusuran ke Goa Sipahang harus berhenti di mulut lorong berukuran kurang dari satu meter itu.


Air  yang dingin dan segar mengucur langsung dari langit-langit goa

Puas berkeliling dan berbasah ria di Goa Simenteng penelusuran dilanjutkan ke Goa Masigit.Tak jauh dari Goa Simenteng terlihat ada mulut goa yang dibentuk menyerupai kepala Harimau. Itulah Goa Simasigit. Goa ini memiliki jalur terpendek di area ini, hanya memiliki kedalaman sepanjang 40 meter saja. Dari mulut goa sudah tercium bau yang amat menyengat. Bau kotoran kelelawar, ya sudah terbayang pasti terdapat ribuan kelelawar di dalam sana. Enggan rasanya untuk terus masuk menyusuri goa yang satu ini, selain bau yang tak enak, udara yang pengap, mulut goa pun begitu sempit dan gelap.

Hal menarik yang bisa kita lihat jelas di Goa Masigit ini adalah tentang bagaimana tetesan air selama ribuan tahun mampu melubangi batu cadas yang super keras sehingga membentuk garis-garis indah dipermukaannya.


Tetesan air ratusan tahun mengukir permukaan batu cadas
Tidak lama di dalam Goa Masigit karena memang tidak memiliki kedalaman seperti di Goa Simenteng.
Selanjutnya kami meneruskan penelusuran menuju goa terakhir yang akan dikunjungi yakni Goa Sipahang. Guna mencapainya kami harus melewati jalan setapak menanjak dan menurun sejauh 500 meter. Pesona pegunungan dan pepohonan rindang menjadi pemandangan indah menuju mulut Goa Sipahang.
Tracking sedikit cukup bikin badan terasa makin segar



Pesona pegunungan menjadi pemandangan indah menuju Goa Sipahang

Mendekati mulut goa jalur yang dilalui kian menurun curam namun tidak perlu khawatir karena pihak pengelola sudah memasang pagar  besi sebagai pegangan bagi para wisatawan sehingga tidak perlu khawatir akan tergelincir.
Pagar pembatas bisa jadi pegangan

Jalur kian sempit dan curam
Sesampainya diujung jalur kami melihat ada dua mulut goa, kiri dan kanan. Namun sayang sekali. Hanya satu mulut goa yang bisa kami masuki sedangkan mulut goa yang lainnya terkunci rapat oleh pintu besi setinggi 2 meter.
Dilarang masuk !
Penelusuran kami fokuskan kedalam mulut goa yang terbuka yaitu mulut goa sisi kiri. Seperti dibeberapa gua sebelumnya, Goa Sipahang ini juga dilintasi aliran air bawah tanah, kedalamannya hampir mencapai pinggang orang dewasa. Tidak disarankan memasuki goa ini dikala musim hujan karena sudah dapat dipastikan debit airnya akan kian meningkat dan bisa membahayakan keselamatan. Kiranya perlu perlengkapan lebih safety untuk menelusurinya lebih kedalam.

Mencapai area Goa Gudawang ini kita bisa menggunakan moda angkutan Bis Umum dan Angkutan Kota (Angkot) jurusan Bogor-Jasinga. Setelah melewati perkebunan sawit kita berhenti di pertigaan Bunar lalu melanjutkan dengan Angkot ke arah Parung Panjang. Alternatif lainnya adalah dengan menyewa jasa Ojeg Motor tarifnya sekitar Rp. 15 ribu dari Pertigaan Bunar.

Setiap pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp. 7500/ 1 kali kunjungan. Apabila memerlukan jasa guide yang akan mengantarkan dan menjelaskan berbagai hal terkait Goa Gudawang boleh membayar serelanya. Tidak ada tariff resmi yang dikenakan.

Selamat berpetualang!

Teks: Nita
Foto: Nita & Firm Hanggoro

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar